Saturday, April 16, 2016

Alienasi

Haiii semuanya....
Mungkin ada yang bingung sama judul kali ini membahas alien-alien. Tapi, alien yang satu ini bukan tentang alien yang ada di luar angkasa, melainkan seperti yang bisa dibaca di bawah ini:

alienasi/ali·e·na·si/ /aliĆ©nasi/ 

1   keadaan merasa terasing (terisolasi); 
2 penarikan diri atau pengasingan diri dari kelompok atau masyarakat; 
3 pemindahan hak milik dan pangkat kepada orang lain; (KBBI)

Post kali ini akan lebih membahas pengertian alienasi yang pertama dan kedua. Kenapa tiba-tiba bisa random sekali bahas tentang beginian? Sebenernya post ini terinspirasi pas lagi pelajaran Filsafat Ekonomi di kampus. Entah kenapa dan mengapa kayaknya tema ini lagi "ngena" banget terus juga dosennya kebablasan curcol gituuu....

Oke kembali ke topik awal. Sebenarnya pernah, gak, sih kalian merasa terasing? Meskipun di tengah keramaian tapi rasanya sepi, sendiri?

Alienasi di sini merujuk kepada hal itu dan hal yang bisa menimbulkan alienasi bisa terjadi karena banyak faktor. Alienasi juga bisa terjadi ketika kebebasan seseorang itu diambil darinya. Alienasi ini membuat perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Kalau mau lebih lengkap baca bukunya Karl Marx (habis itu nanti jadi filsuf) heehhe....

Tapi....
Yang sebenarnya gue mau bahas itu kutipan dari karya Karl Marx ini yang berkesan buat gue pribadi.


Hubungan antarmanusia yang tidak terasing, diperlihatkan oleh Marx dengan indah pada hubungan laki-laki dengan perempuan. 

Dalam cinta, laki-laki dan perempuan saling menjadi kebutuhan secara alami. Secara alami dan spontan manusia yang satu terdorong dan gembira untuk memenuhi kebutuhan manusia yang lain, tanpa melirik pada keuntungan egoisnya sendiri.

Apabila dua orang saling mencintai, mereka ingin saling membahagiakan. Kebahagiaan yang satu adalah kebahagiaan yang lain dan sebaliknya. 

Apabila mereka saling memberi hadiah, mereka tak pernah berpikir untuk menuntut pembayaran. Maka cinta sejati merupakan hubungan di mana individu bersifat individu sekaligus bersifat sosial.


Ternyata, kalau kita mau menyempatkan diri kita untuk menoleh jauhhhh ke belakang sana. Kita bisa menemukan berbagai makna yang dalam hanya dengan melalui sebuah tulisan.

Keegoisan kita sudah membutakan segalanya dalam hal kita berperilaku. Dimana dalam suatu tindakan harusnya mendapatkan suatu balasan. Akan tetapi, hal itu tidaklah benar. 

Terutama di zaman seperti ini sudah dengan jelas terlihat. Rasa simpati, terlebih empati kita mulai sirna karena rasa egois di dalam diri kita. Hal ini mungkin terjadi secara sadar ataupun tanpa kita sadari. Kita sudah membuat orang lain merasa teralienasi.



Sampai di sini dulu, ya post kali ini.
Semoga bisa bermanfaat :)
See ya!
GBU 



"Untuk bisa mencintai orang lain, cintailah diri Anda sendiri terlebih dahulu. Dengan menghargai diri sendiri, kita akan menghargai orang lain"
- Rodemeus Ristyantoro - 


 

No comments:

Post a Comment